Sunday 7 January 2018

Kapan Kawin?



Alkisah, ada seorang ukhti yang bercerita tentang pengalaman rekan lelakinya yang bernama Oki. Dikisahkan si Oki ini adalah seorang lelaki yang sering membantu dalam pelaksanaan acara pernikahan teman-temannya. Suatu saat, bertemulah ia dengan seorang mahasiswi semester akhir bernama Nisa. Si Oki pun bertanya, "Mbak, sudah siap kawin?" yang kemudian dijawab oleh Nisa, "Belum, saya ingin membahagiakan orang tua saya dengan menyelesaikan skripsi dan lanjut kuliah lebih tinggi."

Singkat cerita, obrolan keduanya tentang pernikahan berlanjut, di mana pemikiran cupet si Oki beranggapan bahwa menunda nikah untuk kuliah bukannya akan membahagiakan orang tua si Nisa, justru bakal menempatkan mereka pada keresahan, bahkan kekecewaan -- jika sampai akhirnya Nisa jadi perawan tua karena tak ada lagi laki-laki muda yang mau melamar perempuan matang dan terlalu mapan dari segi pendidikan. Minder katanya...

Mendengar cerita ini, tetiba tanganku gatel ingin 'ngeplaki' orang bernama Oki ini. Alasannya; pertama, Oki ini siapa? Teman dekat bukan, apalagi keluarga, kok berani-beraninya nyampurin urusan orang lain tentang pernikahan yang harusnya personal dan sangat sakral, bedebah. Dia bahkan tak mengenal si Nisa ataupun tahu bagaimana latar belakangnya. Sok tau nian ia sebagai manusia?

Kedua, siapa pula si Oki ini kok bisa-bisanya menggeneralisir bahwa semua orang tua bakal bahagia kalau anaknya nikah muda? Survey dari mana? Riset model apa? Toh jaman sekarang nggak jarang orang tua yang ingin anaknya sekolah tinggi, encourage anaknya buat sekolah ke luar negeri, biar apa? Biar pintar dan ndak ndak mudah terpengaruh basa-basi busuk laki-laki insecure macam si Oki ini. 

Ketiga, kalau alasannya segerakan menikah untuk menghindari zina, lha po rumangsamu semua orang nikah cuma karena pikiran bakal ewe'an yang berkecamuk sampai tak tertahankan, yang satu-satunya jalan untuk menghindarinya agar tak dosa adalah dengan segera menikah? Kuwi lak pikiranmu sing cupet lan dibuntel cawet!! Please, Oki, ndak semua orang yang menunda nikah semesum itu. Menikah bukan perihal bisa ena-ena tanpa label zina yang berujung dosa -- lebih kepada bagaimana menyatukan dua keluarga dari dua manusia yang pada akhirnya mengikat janji untuk saling setia. Aku yakin sudah banyak pemuda jaman sekarang paham akan hal ini, nggak melulu secupet pemikiranmu.

Keempat, serelijius apa sih si Oki ini sampai bawa-bawa agama buat nyampurin urusan yang bukan haknya? Justru orang-orang macam Oki inilah yang sesungguhnya meragukan kebesaran dan kehendak Tuhan akan konsep "JODOH". Lha rumangsamu semakin tua umur perempuan, semakin tinggi pendidikannya, semakin berilmu dia, terus Tuhan jadi ndak mampu atau ndak mau ngasih dia jodoh? Rumangsamu Tuhan ki mak comblang ecek-ecek? Ojok takabur Ki, Oki!!! Lha wong nenek-nenek yang berumur lebih dari dua per tiga abad saja diberikan oleh Tuhan jodoh pemuda umur belasan. Kowe ki terlalu sombong dengan meragukan kebesaran Tuhan, ki!

Terakhir, kalau si Oki bilang mana ada laki-laki muda yang mau sama perempuan tua yang mapan pendidikannya, bakal lebih banyak mindernya... Hellaaaaaww,, perempuan mapan dan cerdas juga ndak bakal mau sama laki-laki cemen dan minim kualitet model njenengan!

Haduh... Aku jadi ngerant terus bingung mengakhirinya. Lagipula, siapa pula aku? Kenal Oki aja endak kok ngomen dan nanya-nanya... Lagipula cerita yang dikisahkan sang ukhti mungkin hanyalah fiktif belaka, maka tulisanku juga tak spesifik menunjuk Oki yang mana. Ya sudah lah, ditutup saja... Tapi sebelum itu, aku punya sedikit saran tuk kalian yang mungkin suatu saat bertemu rangorang macam si Oki ini... Dekati dan rangkul dia, sibak rambutnya dengan penuh kelembutan karena mungkin mereka adalah tipe orang yang kurang kasih sayang, dekatkan kepalamu, lalu bisikkan di kupingnya dengan penuh rasa khidmad, "HILIH KINTHIL~"

3 comments:

  1. Orang model kayak gitu sebenarnya toxic si, prinsip orang beda beda... Ih gemeshh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener... risih haha sempit bgt mikirnya, dipaksakan ke orang lain pula...

      Delete
  2. iya bener, risih aja gitu haha...

    ReplyDelete

mari kita mulai diskusi kita dari sini