Tuesday 9 August 2016

Semua Pekerja Keren di Skena-nya



Semakin dewasa, aku -mustinya kamu juga- makin paham bahwa semua pekerjaan itu keren, dengan begitu sudah sepantasnya jika semua pekerjaan dihargai sesuai nilainya, apapun itu. Misalnya gini, pagi tadi aku pijet karena masuk angin, -duh aku merasa gagal menjadi anggota PKI; Perkumpulan Kakak Indie, karena masuk angin setelah semalam ngegigs- kalau dipikir kan cuma mijet ya, bisa dilakukan sendiri, nyatanya? Aku minta orang lain yang emang kerjaannya mijet, karena aku tau dia punya skill mijet yang lebih dariku. Sebagai remaja yang cinta orang tua, pernah dong aku mijetin Si Ibu. Dari situ aku sadar, kalau mijet tak sesimpel itu, selain musti ngerti urutan uratnya juga capek di tangan. That's why aku butuh tukang pijet.

Contoh lain, ngecat. Beberapa hari belakangan aku dan temanku +Daniel Revelino  sibuk ngecat untuk persiapan *uhuk* studio kami. Kalau dilihat, ngecat itu perkara gampang kan, celupkan kuas, oles-oles, tunggu kering. Nyatanya? Tangan dan leher kami pegal-pegal dibuatnya! Bahkan aku sempat teriak histeris kesakitan saat setetes soda api yang kami pakai sebagai remover melayang ke mataku. That's why orang bayar tukang cat untuk ngecat rumahnya. Karena apa? Tentu karena tukang cat punya kemampuan lebih baik di bidang itu.

Dari dulu Ayah dan Ibu selalu menekankan padaku, sebisa mungkin jangan nawar untuk harga sebuah jasa, dan syukur sampai sekarang aku masih bisa mengaplikasikan wejangan tersebut. Inilah yang kusebut dengan menghargai pekerjaan di awal tadi, karena kita bukan orang yang serba bisa. Siapa yang menentukan harga? Menurutku mereka sebagai pekerja lah yang berhak. Mereka yang paling tahu berapa nilai jasa yang mereka tawarkan. Daripada menawar, alangkah lebih bijak jika kau sebut saja budget yang kau punya, tanyakan dengan nilai segini apa yang bisa kau dapatkan! Jangan malah mempermalukan diri dengan menawar, ingat, kau bukan orang yang serba bisa! Kau mau menggunakan jasanya karena dia mampu melakukan apa yang NGGAK BISA kau lakukan sendiri, jadi tau dirilah! Lain cerita kalau kau membandingkan antara satu pekerja dengan pekerja lain di ranah yang sama, lalu kau pilih harga yang paling murah, itu hakmu.

Yah pada akhirnya, sama-sama bekerja, sama-sama cari uang untuk makan, saling menghargai lah, karena masing-masing pekerja keren di skenanya. Jadi, masih mau bilang, "Gratisin lah, cuma gitu doang!" ?




Note: Aku sengaja menggunakan kata "skena" untuk menggantikan kata "ranah" karena aku suka. Ya, begitulah.

No comments:

Post a Comment

mari kita mulai diskusi kita dari sini