Saturday, 7 December 2013

Saya Baik-Baik Saja di Dalam Sini



Waktu menunjukkan pukul 6 pagi ketika saya melihat jam di handphone tepat setelah saya terbangun karena sayup-sayup terdengar perbincangan yang saya tahu itu tentang saya.
Ya, perbincangan antara kedua orang tua saya di ruang sebelah, tentang saya yang katanya terlalu banyak tidur dan kurang berolah raga. Yang kemudian setelah saya mencoba mendengarkannya lebih lanjut, mengarah pada saya yang terlalu banyak menghabiskan waktu di dalam kamar tanpa peduli dunia luar. Hingga sampailah pada titik yang saya benci di mana saya mulai dibanding-bandingkan, "Ingat si F anaknya Bu R yang gurunya Ivan waktu SMA itu? Aku sering ketemu pagi-pagi gini dia sudah nemenin ibunya lari pagi. Lah Ivan? Boro-boro lari pagi, bangun aja belum. Anak itu sama sekali nggak olah raga, bangun siang, kalau malam begadang entah melakukan apa. Kalau dilanjutkan, takutnya masa depannya yang terganggu.",  kata ibu kesayangan saya. Oke perlu kalian ketahui, Ivan adalah panggilan saya dalam lingkup keluarga.

Baiklah, hak mereka untuk bicara apapun tentang saya, mengingat merekalah orang yang menghidupi saya sejak kecil. Jadi saya tekankan, merekalah yang PALING berhak men-judge saya, ehemm,, selain Tuhan.

Yah, jujur saya memang jauh lebih banyak menghabiskan waktu saya dalam kotak 4x4 meter ini, tapi hal itu tidak membuat saya menjadi seorang yang mungkin kalau saya terka pemikiran mereka, menuju ke arah anti sosial, tidak. Saya punya hubungan sosial yang lumayan baik di luar sana. Saya punya sahabat-sahabat baik, saya punya banyak teman dan kenalan dari berbabagai kalangan, dan saya bukan merupakan orang yang sulit untuk menjalin komunikasi. Saya baik-baik saja di dalam sini.

Soal bangun siang dan begadang, yah memang benar... Tapi tunggu, ini hari sabtu, dengan kata lain saya sedang punya waktu luang untuk sekedar memperpanjang, ehem maksud saya banyak banyak menambah waku tidur saya. Ya! Saya tidak mau menyia-nyiakan waktu luang di tengah kesibukan saya. Dan soal begadang, mereka tidak benar-benar tahu apa yang saya lakukan. Mereka tidak benar-benar tahu apa saja yang saya pelajari di dalam sini. Mereka tidak benar-benar tahu what kind of relationship I've made inside there. Mereka tidak benar-benar tahu apa yang saya hasilkan. Mereka tidak benar-benar tahu berapa nominal yang saya dapatkan dengan saya berada di depan layar ataupun bercumbu dengan kertas-kertas  dan alat gambar saya, yah mungkin tidak terlalu banyak, tapi setidaknya untuk ukuran seorang anak yang berdiam diri di kamar saya cukup produktif. Oke, saya tekankan, untuk ukuran anak-anak yang berdiam diri di dalam kamar karena segala fasilitasnya terpenuhi, atau untuk sekedar bermain game spent their fuckin precious time. Ya, saya berani bertaruh saya lebih baik daripada tipe anak-anak seperti itu meskipun kami sama-sama menghabiskan banyak waktu di kamar.

Tapi...
Saya bukan tipe anak yang akan menyombongkan pencapaian kecil saya meskipun itu pada orang tua saya sendiri, seperti sekedar bilang, "Yah, Buk, semalem aku nyelesaiin orderan ilustrasi, tinggal nunggu bayaran aja." , atau "yah, buk, aku nggak tidur semalaman cuma buat memahami after effect.", dan lain sebagainya.
Kecuali pencapaian saya sudah selevel Mark Zuckerberg dengan jejaring sosial besutannya yang menjadi jejaring sosial terlaris di dunia.

Yah, suatu saat orang tua saya akan sadar tentang pencapaian-pencapaian kecil oleh anaknya selama ia berada di kamar ini. Mereka akan sadar bahwa kamar inilah awal mula dari kesuksesan anaknya di masa yang akan datang. Ini studio saya, ini neverland saya, ini tempat kerja saya, ini dunia kecil saya di tengah dunia luas yang saya hadapi di luar sana. Yang jelas, saya baik-baik saja di dalam sini... Alam semesta memberkati... :)





Yak, Chandra ngelantur lagi... Ehem, sepertinya orang tua saya tidak akan pernah melihat tulisan saya ini, kecuali mereka iseng meng-klik link-link di akun facebook anaknya ini :p

No comments:

Post a Comment

mari kita mulai diskusi kita dari sini