Kau mungkin mendengar
perkataanku, tapi belum tentu kau memahami maksudku. Kau mungkin bisa melihat
senyumku, tapi kau tak bisa merasakan sakitku. Kau mungkin bisa membaca
bibirku, tapi kau belum tentu bisa membaca pikiranku. Untuk mencintai sesuatu
yang amat penting bagiku, ada kalanya aku membenturkan diri pada rasa sakit dan
frustasi.
Tak bisa
kupungkiri, aku hanyalah manusia biasa. Aku tak lebih dari seorang pemuda yang
jauh dari kata sempurna. Aku tak sehebat yang kau bayangkan. Aku tak sekuat
Kamen Rider Kiva, Ultraman Gaia, atau Bima Satria Garuda. Aku hanya seorang
lelaki muda lengkap dengan batas-batasnya.
Jujur, aku lelah…
Aku lelah dengan
kondisi kita. Aku lelah mendera luka. Aku lelah berpikir apa lagi yang musti
kulakukan untuk bertahan. Aku lelah…
Tapi, jauh di
lubuk hatiku, aku ingin terus bertahan.
Aku…
Takut kehilangan
dirimu…
Melankolis? Ya,
itulah aku sekarang…
Kontradiktif? Ya
memang. Di satu sisi aku terlalu lelah, namun di sisi lain aku ingin terus
bertahan. Bertahan menjalani semua bersamamu, meski sering kali aku merasa ini
terlalu berat bagiku.
Aku takut…
Takut akan batas
yang tak pernah kureka sebelumya. Takut akan batas yang disertakan Tuhan pada
setiap apa yang diciptakan-Nya. Takut pada kekuatanku sendiri, sampai manakah
ia, kekuatan itu, mampu bertahan untuk tetap tegar tak melewati batas lemahnya.
Aku takut…
Takut akan
kenyamanan berada di dekatmu. Adakah perempuan lain yang rela jauh mengikutiku?
Adakah perempuan lain yang mau larut bersama dalam ruang imajiku? Adakah
perempuan yang mengerti cara membuatku nyaman sehebat dirimu?
Aku takut…
Apa aku mampu
mempertahankan semua ini denganmu?
Aku bukan
manusia super, aku butuh bantuan dan dukungan darimu… Mengertilah… Kalau bisa
kau lihat senyumku, pahami juga sakitku! Kalau bisa kau baca bibirku, baca juga
jalan pikiranku!
Aku takut…
Takut akan
pertentangan dalam diriku…
Lalu, aku harus
apa?
No comments:
Post a Comment
mari kita mulai diskusi kita dari sini